“Kalau lo udah usaha sampai segitunya, masih ditanya-tanya tentang kapan punya anak nggak sih, saat Lebaran?”
Saya pun termenung. Iya, saya termenung. Karena benar kata teman saya, yang bertanya kapan punya anak pada saya, emang ikut bayar biaya bayi tabung seharga mobil itu? Atau uangnya bisa dipakai keliling Eropa berdua suami?
Yang bertanya kapan punya anak, emang tau perjuangan sakit saya saat perut biru-biru karena disuntik setiap hari?
Yang bertanya kapan punya anak, emang tau bagaimana cara saya dan suami menata hati kami saat program tersebut gagal?
Nggak kaaaan?
Makanya, buat rekan-rekan sekalian, janganlah kalian bertanya kapan punya anak pada pasangan yang belum dikarunia keturunan. Karena, kami sudah baik-baik saja, tanpa kalian tanyakan pertanyaan yang, ehm, agak menjengkelkan tersebut.
Tapi, saya merenung kembali. Setelah 10 tahun menikah, pertanyaan kapan punya anak pada saya semakin berkembang versinya. Memang sih, pertanyaan masih seputar kapan punya anak juga intinya. Tapi, pertanyaan semakin berkembang lho versinya, gaes.
Nih, beberapa pertanyaan tentang kapan punya anak sesuai usia pernikahan berdasarkan pengalaman saya!
Usia 1 sampai 3 tahun pernikahan
Pertanyaan akan dipusatkan pada “kapan punya anak nih?” Di fase ini jawaban saya lagi beringas-beringasnya. Jawaban mulai dari, “Doain aja” sampai melengos begitu saja saat ada yang nanya sempat saya berikan.
Abis, di fase ini, saya juga kan lagi pengen-pengennya punya anak. Apalagi, melihat sepupu/sodara/kerabat yang baru menikah sebulan, eh udah langsung hamil. Bahkan, ada juga sih, yang belum menikah sudah hamil. Tokcer abis.
Di fase ini ada juga sih, yang melanjutkan pertanyaan kapan punya anak dengan:“Bisa nggak sih, punya anak? Lama banget deeh!”
Jadi, maklum lah yaa kalau jawaban saya beringas.
Usia 3 sampai 5 tahun pernikahan
Di fase ini, yang bertanya mulai “kesel” karena sepertinya saya nggak pengin punya anak, dan penginnya jadi wanita karier aja. Maka pertanyaannya pun, kira-kira seperti ini:
“Ayo, dong, cepetan punya anak. Jangan kerja terus. Makin tua, lho nanti.”
Tanpa diingatkan tentang makin tua pun, saya tau kok, kalau saya semakin tua. Percaya deh. Dan masalah kerja terus. Yaaa, gimana yaaa, saya kan suka banget qerja qeras bagai quda. *qasidahan mode on*
Usia 5 sampai 8 tahun pernikahan
Di fase ini, beberapa orang mulai menyadari kalau saya pengin punya anak, tapi belum dikasih kepercayaan. Pertanyaan kapan punya anak pun berbuah menjadi berbagai saran.
Ada yang menyarankan untuk berobat ke dokter A, dokter B sampai dukun anu, dan dukun ono.
Di fase ini, saya sudah mulai menerima tenang semua “perhatian” yang ditujukan. Maka, jawaban-jawaban pun sudah mulai melunak dan santey. Saya akan menerima saran, ikut mencatat tentang nama dokter yang disarankan, juga mengangguk saja saat ada nama seorang dukun disebut.
Waktu memang membuat manusia lebih tenang. Bijak yaa saya? Ehem.
Oh iya, di fase ini, ada juga yang menyarankan saya agar berdoa lebih khusyuk. Saran untuk membaca doa, surat juga bacaan agar diberi anak juga banyak berdatangan. Dari yang versi manis sampai versi nyinyir seperti: “Belum punya anak yaa? Kurang kali ibadahnya.”
Heeeey, saya ibadah seperti apa nggak harus saya laporkan kali ke situ. Ingin kujawab seperti itu, tapikan saya sudah ditahapan tenang, jadi jawaban saya cuma: “Insya Allah, ibadahnya akan saya tingkatkan lagi.”
Usia 8 sampai 10 tahun pernikahan
Saya sudah sangat tenang di fase ini. Jadi kalau ada yang nanya kapan punya anak, dengan gaya nyinyir, kepo atau gaya apapun, akan saya jawab dengan tenang. “Belum dikasih. Minta doanya ya.” Atau kalau sedang ngasal, “Anaknya lagi kuliah di Amerika. Jadi nggak bisa pulang.”
Dengan ketenangan itu, hadir di acara kumpul keluarga pun menjadikan saya lebih menikmati acara kumpul-kumpul.
Beberapa fase-fase pertanyaan itu tidak semuanya berurutan, kadang ada yang menanyakan kapan punya anak fase usia 5 sampai 8 tahun pernikahan di fase usia 8 sampai 10 pernikahan, begitu juga sebaliknya.
Yang pasti, semua pertanyaan itu akan hadir di setiap acara kumpul keluarga. Saudara-saudara itu mungkin butuh untuk tahu tentang bagaimana kabar kita, mungkin mereka perhatian sama kita, atau mereka hanya ingin membuka percakapan saja.
Jadi, saya sih, sudah masuk di fase tenang dalam menjawab pertanyaan kapan punya anak, bagi yang belum tenang, tetap semangat yaa!Pertanyaan pasti akan berlalu!