Rabu, 04 Januari 2017

10 Ciri Orang Sunda dari Urang Sunda


Urang (orang) Sunda banyak beredar di sekitar kita. Buat kamu yang bukan urang Sunda, tapi lagi pedekate sama urang Sunda, ayo cari tahu sepuluh ciri yang urang Sunda banget. Biar kamu nggak bingung atau jadi menertawakan mereka. Karena ingat, meski urang Sunda senang bercanda, urang Sunda juga bisa marah.

  1. Urang Sunda bisa marah
Yup, meski urang Sunda terkenal senang bercanda atau ngabodor dalam bahasa Sunda, urang Sunda juga bisa marah. Bahkan, urang Sunda punya banyak makian untuk disebutkan saat sedang marah. “borokokok, belegug, gelo, anj**ng, goblog, kehed” adalah makian yang sering urang Sunda lontarkan saat sedang marah. Tapi, urang Sunda marahnya masih tetap sopan, kok.

Punten A, itu mobilnya nabrak mobil saya. Belegug siah!” adalah contoh marah khas urang Sunda. Tetap sopan dan lemah lembut, kan? 

  1. Urang Sunda namanya mengalami pengulangan
Yana Mulyana, Yuni Wahyuni, Siska Fransiska, Yati Nurhayati adalah beberapa contoh nama khas Sunda yang (ternyata) masih eksis sampai sekarang. Belum ada penelitian sih, kenapa urang Sunda senang memberi nama pengulangan seperti itu.

  1. Urang Sunda nggak bisa membedakan P, F dan V
Meskipun ciri ini sudah menyebar luas, tapi kenyataannya memang benar lho, kalau urang Sunda tidak bisa membedakan pengucapan P, F dan V. Dulu sih, waktu saya masih tinggal di Sukabumi, dengan orang-orang Sunda di sekeliling saya, saya merasa mitos ini bohong belaka. Tapi, setelah menginjak Jakarta, di mana saya bergaul dengan banyak orang dari suku lain, baru saya merasa bahwa saya sering mengucapkan P, F dan V tidak pada tempatnya.

“Eh, sumfah saya nggak tahu apa-apa. Fikiran kamu aja mungkin yang jahat. Pirasat saya nggak pernah salah.” Itu salah satu contoh kalimat saat urang Sunda bingung dengan P, F dan V.

Selain bingung saat mengucapkannya, urang Sunda juga sering bingung saat menulis huruf P, F dan V. Coba deh, tantang saya menulis Filipina, eh Philipina, eh Filivina…eh, gimana sih, nulisnya? Dengan baik dan benar. L

Oh iya, mungkin karena kebingungan ini. Ada teman saya yang namanya DAPID. Yup. DAPID. Yang mungkin maksud namanya adalah DAVID. Teman saya ini pernah ditanya bagian administrasi kampus juga dosen, “Namanya salah tulis, ya?” dan ia pun menggeleng dengan wajah pasrah.

  1. Urang Sunda bisa mengucapkan akhiran D dan G dengan sangat jelas
Coba deh, yang merasa bukan urang Sunda ucapkan kata ini: UNPAD atau HILEUD (ulat), pasti kalian akan mengucapkan akhiran D menjadi T, jadi UNPAT, HILEUT. Atau ucapkan: BELEGUG (tidak tahu sopan santun) juga GABRUG (terkam), pasti kalian akan mengucapkannya menjadi: BELEGUK dan GABRUK. Huruf G otomatis berubah menjadi K, saat bukan urang Sunda mengucapkannya.  Sementara urang Sunda akan sangat jelas saat mengucapkannya. Kalau nggak percaya, coba minta temanmu yang Urang Sunda untuk mengucapkannya sebagai bahan perbandingan.

  1. Urang Sunda bicara seperti menyanyi
Maksudnya sih, ada alunan seperti menyanyi saat urang Sunda berbicara. Misalnya, “Mau kemana” akan diucapkan sangat mengalun dengan pelafalan huruf A yang sangat lama. Mungkin ini sebabnya banyak urang Sunda yang akhirnya menjadi penyanyi. #lah

  1. Urang Sunda senang bicara anj**ng
Bagi urang Sunda bicara menggunakan kata anj**ng adalah bahasa yang kasar. Namun, beberapa anak mudanya sering menggunakan kata anj**ng ini dalam bahasa sehari-hari. Sampai-sampai ada istilah “sakecap Saanj**ng” yang artinya satu kata satu anj**ng.

Contoh kalimat menggunakan anj**ng ini adalah:
“Indung aing anj**ng kamari anj**ng ka Garut anj**ng.” yang artinya: “Ibu gue anj**ng kemarin anj**ng pergi ke Garut anj**ng.

Benar-benar kalimat yang dilarang untuk ditiru. Selain karena anj**ng adalah bahasa yang kasar bagi urang Sunda, menggunakan kata tersebut bikin capek karena jadi banyak sekali kata dalam satu kalimat yang harus diucapkan.

  1. Urang Sunda suka makan sayur dan makanan pedas
Untuk yang satu ini, saya setuju banget. Dari kecil, di meja makan saya selalu tersedia lalapan sayur mentah dan sambal di meja makan. Bahkan saat tidak ada lauk pauk pun, makan nasi putih panas, lalapan dan sambal sudah dianggap sebagai makan. Cuaca dataran Sunda yang dingin sepertinya yang menjadi penyebab urang Sunda senang makan sambal, biar hot gitu maksudnya. Dan banyaknya sayuran yang ditanam di tanah Sunda yang sepertinya membuat urang Sunda jadi suka makan lalap.


Urang Sunda juga suka banget sambil ngampar, alias lesehan. Nggak tahu maksudnya apa, tapi sepertinya agar suasana akrabnya tambah terasa.  

  1. Urang Sunda punya pembendaharan kata yang sangat banyak
Saat masih duduk di bangku sekolah, pelajaran bahasa Sunda adalah pelajaran yang menurut saya sangat sulit. Banyak banget bahasa yang bisa dipakai. Contohnya dalam bahasa Indonesia, kata yang dipakai hanyalah MAKAN. Tapi di bahasa Sunda bisa menjadi (1)tuang, (2)emam, (3)dahar, (4)lelebok, (5)nyatu dan banyak lagi yang artinya sama-sama makan, tapi penggunaannya disesuaikan dengan siapa/ditujukan pada siapa kata MAKAN tersebut. Pada orang tua, pada teman seumuran atau pada binatang.    

  1. Urang Sunda suka menggunakan kata mah
Kata mah dalam bahasa Sunda tidak ada artinya. Hanya sebagai penekanan yang otomatis dipakai saat berbicara.

“Abdi mah teu terang.” Yang artinya: “Saya tidak tahu.”

Sebenarnya bila kata mah tidak dipakai, tidak menjadi masalah dan tidak mengurangi arti dan maksud kalimat tersebut.

  1.  Urang Sunda memiliki kosakata ajaib

Banyak kata dalam bahasa Sunda yang bikin bingung saat diartikan ke dalam bahasa Indonesia, apalagi bahasa Inggris. Contoh kata ajaib tersebut adalah BURICAK BURINONG yang berarti sesuatu yang sangat gemerlapan, bisa baju juga makeup. Atau CUNGKELIK CUNGKEDANG yang artinya susah untuk saya terjemahkan, hanya bisa saya praktekkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar