Jadi
wartawan hiburan selama kurang lebih sebelas tahun bikin saya bertemu dan
mewawancarai banyak penyanyi juga bintang film. Dan, itu merupakan pengalaman
yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan. 5 hal ini merupakan beberapa hal
yang terjadi saat saya melakukan proses wawancara.
- Bangun Subuh
atau Terjaga di Malam Hari
Namanya juga artis
yang punya jadwal padat, jadi wawancara sama mereka bisa saja dilakukan di jam
yang nggak etis. FYI, jam kerja saya
sebagai wartawan adalah dari jam 9 sampai jam 6. Tapi, artis-artis itu
kadang-kadang nggak bisa ditemui di jam tersebut. Jadilah, saya harus bersiap
untuk wawancara Shireen Sungkar jam
1 malam di lokasi syuting.
Atau, karena
perbedaan waktu, saat harus wawancara lewat sambungan telepon dengan artis yang
berdomisili di Amerika Serikat atau Inggris, saya harus siap pagi-pagi buta
untuk wawancara mereka.
Saya pernah wawancara
Hayden Panettiere di jam 6 pagi.
Biar jelas, saya melakukan wawancara di teras rumah. Telepon saya pasang di
program speaker, karena saya butuh merekam wawancara tersebut. Di tengah-tengah
wawancara, ada abang bubur lewat depan rumah. “Bubur…bubuuuur ayam.”
Dan Hayden pun
bertanya, “What’s that? What’s your
question?”
Untung, waktu itu
penjual tahu bulat yang menggoreng tahunya di atas mobil bak belum ngetrend.
Kalau iya, saya pasti bingung harus menjelaskannya.
- Main Petak Umpet
Waktu itu saya
memiliki janji untuk mewawancarai Ariel
“Noah”. Janji tersebut berlangsung, sehari setelah video dewasa miliknya beredar
luas. Saya diwanti-wanti oleh pihak label rekaman, untuk tidak bertanya apapun
tentang video tersebut, dan hanya bertanya mengenai musik dan album terbarunya.
Ternyata, untuk
menuju tempat wawancara, saya harus disembunyikan. Waktu itu, kami janjian di
kantor label rekaman. Ternyata, di sana sudah banyak wartawan infotainment.
Tempat wawancara pun dialihkan.
Untuk menuju tempat
baru, saya pun dipaksa naik mobil milik label rekaman. Sementara mobil kantor
yang tadi mengantar saya ditinggal. Nggak hanya itu, beberapa wartawan
infotainment, ternyata melihat saya. Mereka pun menelepon saya.
“Kamu mau wawancara
Ariel ya?” tanya mereka.
“Nggak, saya mau
pulang ke rumah. Tadi hanya ambil bahan berita,” jawab saya mengelak dengan
sangat deg-degan. Untungnya mereka percaya.
Akhirnya saya sampai
tempat wawancara, dan melakukan wawancara sambil deg-degan. Takut salah tanya.
- Dipuji Artisnya
“Mbak, lipstiknya
bagus deh, apa sih merknya?” tanya Rianty
Cartwright pada saya. Dia bertanya itu di tengah sesi wawancara, yang
seharusnya saya lah yang bertanya. Saya pun menjawab bahwa lipstick saya merk
bla bla, dan Rianty pun bertanya tentang nomer seri lipstick saya. Karena saya
lupa, jadi saya pun mengeluarkan lipstick tersebut, dan kamipun jadi membahas jenis-jenis
lipstick.
Sebelumnya beberapa
kali, saya pernah dipuji oleh artis yang sedang di wawancara. Kali itu oleh
personel Boyzone, Shane Lynch. Saat
itu, saya sedang mempersiapkan diri untuk memotret mereka, dari ujung mata saya
bisa melihat bahwa Shane memperhatikan saya. Saya pun menoleh dan dia
tersenyum. “I like your glasses,”
katanya. Saya tersenyum dan menjawab “Thank you”. Tapi, saat sesi wawancara
berakhir, Shane menghampiri saya dan bilang, “Seriously. I really like your glasses.” Saya pun kembali menjawab “Thank
You”. Sebenarnya, saya ingin memberikan kacamata itu padanya sebagai kenang-kenangan, tapi, itu
kacamata minus, dan saya tidak bisa melihat jelas bila kacamata itu berpindah
tangan pada Shane.
- (Merasa) Ditertawakan
Kejadian ini terjadi
saat saya mewawancarai salah satu boyband
dari Korea Selatan. Waktu itu, mereka sedang beken-bekennya. Penjagaan untuk
bertemu mereka di ruang wawancara pun sulit bukan main. Fans ada di mana-mana, di sekeliling hotel tempat mereka menginap.
Karena saya tidak bisa
bahasa Korea, dan mereka tidak bisa berbahasa Indonesia juga Inggris, maka
wawancara pun ditemani penerjemah. Awalnya wawancara berjalan lancar. Saya
bertanya dengan bahasa Indonesia, penerjemah menerjemahkan ke bahasa Korea, boyband itu menjawab dengan bahasa Korea
dan penerjemah menerjemahkannya kembali untuk saya.
Kondisi wawancara
mulai sedikit tidak enak, saat mereka mulai tertawa-tawa. Saya yang tidak
mengerti, merasa ditertawakan. Wajar sih, saya merasa seperti itu, habis mereka
menjawab sambil menunjuk-nunjuk saya. #KZL
- Starstruck
Ih, ini sih sering
banget terjadi. Saya sering starstruck saat
wawancara artis yang memang saya idolakan. Saya pernah wawancara Mika, dan tangan serta suara saya
bergetar saat bertanya. Lalu saya
starstruck saat mewawancara Armand
Maulana dan Duta “Sheila on 7”
yang saya idolakan saat remaja. Senangnya, saya akhirnya mengatakan pada
mereka, bahwa saya mengidolakan mereka. Biasanya, reaksi pertama mereka bilang
terima kasih dan, “Sekarang, saya masih idola kamu nggak?”
Starstruck terjadi, selain karena sang artis idola
saya, kadang juga karena mereka sangat baik saat wawancara berlangsung. Saya
nggak akan pernah lupa, wawancara saya lewat sambungan telepon dengan Liam Payne, personel One Direction. Setelah saya mengucap halo,
dengan ramah Liam langsung menyapa, bertanya kabar saya dan bertanya tentang
Indonesia dengan logat Inggrisnya yang seksi. *Blushing*
FYI sih, biasanya artis, jarang berbasa-basi bertanya
tentang kabar sang wartawan, jadi wajar dong kalau saya senang.
Ini foto saya, lho yang kesekian kalinya dengan Armand Maulana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar