Sabtu, 07 Januari 2017

5 Hal ini Pernah Kejadian Saat (Saya) Wawancara Artis

Jadi wartawan hiburan selama kurang lebih sebelas tahun bikin saya bertemu dan mewawancarai banyak penyanyi juga bintang film. Dan, itu merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan. 5 hal ini merupakan beberapa hal yang terjadi saat saya melakukan proses wawancara.

  1. Bangun Subuh atau Terjaga di Malam Hari
Namanya juga artis yang punya jadwal padat, jadi wawancara sama mereka bisa saja dilakukan di jam yang nggak etis. FYI, jam kerja saya sebagai wartawan adalah dari jam 9 sampai jam 6. Tapi, artis-artis itu kadang-kadang nggak bisa ditemui di jam tersebut. Jadilah, saya harus bersiap untuk wawancara Shireen Sungkar jam 1 malam di lokasi syuting.
Atau, karena perbedaan waktu, saat harus wawancara lewat sambungan telepon dengan artis yang berdomisili di Amerika Serikat atau Inggris, saya harus siap pagi-pagi buta untuk wawancara mereka.
Saya pernah wawancara Hayden Panettiere di jam 6 pagi. Biar jelas, saya melakukan wawancara di teras rumah. Telepon saya pasang di program speaker, karena saya butuh merekam wawancara tersebut. Di tengah-tengah wawancara, ada abang bubur lewat depan rumah. “Bubur…bubuuuur ayam.”
Dan Hayden pun bertanya, “What’s that? What’s your question?
Untung, waktu itu penjual tahu bulat yang menggoreng tahunya di atas mobil bak belum ngetrend. Kalau iya, saya pasti bingung harus menjelaskannya.
  1. Main Petak Umpet
Waktu itu saya memiliki janji untuk mewawancarai Ariel “Noah”. Janji tersebut berlangsung, sehari setelah video dewasa miliknya beredar luas. Saya diwanti-wanti oleh pihak label rekaman, untuk tidak bertanya apapun tentang video tersebut, dan hanya bertanya mengenai musik dan album terbarunya.
Ternyata, untuk menuju tempat wawancara, saya harus disembunyikan. Waktu itu, kami janjian di kantor label rekaman. Ternyata, di sana sudah banyak wartawan infotainment. Tempat wawancara pun dialihkan.
Untuk menuju tempat baru, saya pun dipaksa naik mobil milik label rekaman. Sementara mobil kantor yang tadi mengantar saya ditinggal. Nggak hanya itu, beberapa wartawan infotainment, ternyata melihat saya. Mereka pun menelepon saya.
“Kamu mau wawancara Ariel ya?” tanya mereka.
“Nggak, saya mau pulang ke rumah. Tadi hanya ambil bahan berita,” jawab saya mengelak dengan sangat deg-degan. Untungnya mereka percaya.
Akhirnya saya sampai tempat wawancara, dan melakukan wawancara sambil deg-degan. Takut salah tanya.
  1. Dipuji Artisnya
“Mbak, lipstiknya bagus deh, apa sih merknya?” tanya Rianty Cartwright pada saya. Dia bertanya itu di tengah sesi wawancara, yang seharusnya saya lah yang bertanya. Saya pun menjawab bahwa lipstick saya merk bla bla, dan Rianty pun bertanya tentang nomer seri lipstick saya. Karena saya lupa, jadi saya pun mengeluarkan lipstick tersebut, dan kamipun jadi membahas jenis-jenis lipstick.
Sebelumnya beberapa kali, saya pernah dipuji oleh artis yang sedang di wawancara. Kali itu oleh personel Boyzone, Shane Lynch. Saat itu, saya sedang mempersiapkan diri untuk memotret mereka, dari ujung mata saya bisa melihat bahwa Shane memperhatikan saya. Saya pun menoleh dan dia tersenyum. “I like your glasses,” katanya. Saya tersenyum dan menjawab “Thank you”. Tapi, saat sesi wawancara berakhir, Shane menghampiri saya dan bilang, “Seriously. I really like your glasses.” Saya pun kembali menjawab “Thank You”. Sebenarnya, saya ingin memberikan kacamata itu padanya sebagai kenang-kenangan, tapi, itu kacamata minus, dan saya tidak bisa melihat jelas bila kacamata itu berpindah tangan pada Shane.
  1. (Merasa) Ditertawakan
Kejadian ini terjadi saat saya mewawancarai salah satu boyband dari Korea Selatan. Waktu itu, mereka sedang beken-bekennya. Penjagaan untuk bertemu mereka di ruang wawancara pun sulit bukan main. Fans ada di mana-mana, di sekeliling hotel tempat mereka menginap.
Karena saya tidak bisa bahasa Korea, dan mereka tidak bisa berbahasa Indonesia juga Inggris, maka wawancara pun ditemani penerjemah. Awalnya wawancara berjalan lancar. Saya bertanya dengan bahasa Indonesia, penerjemah menerjemahkan ke bahasa Korea, boyband itu menjawab dengan bahasa Korea dan penerjemah menerjemahkannya kembali untuk saya.
Kondisi wawancara mulai sedikit tidak enak, saat mereka mulai tertawa-tawa. Saya yang tidak mengerti, merasa ditertawakan. Wajar sih, saya merasa seperti itu, habis mereka menjawab sambil menunjuk-nunjuk saya. #KZL
  1. Starstruck
Ih, ini sih sering banget terjadi. Saya sering starstruck saat wawancara artis yang memang saya idolakan. Saya pernah wawancara Mika, dan tangan serta suara saya bergetar saat bertanya. Lalu saya starstruck saat mewawancara Armand Maulana dan Duta “Sheila on 7” yang saya idolakan saat remaja. Senangnya, saya akhirnya mengatakan pada mereka, bahwa saya mengidolakan mereka. Biasanya, reaksi pertama mereka bilang terima kasih dan, “Sekarang, saya masih idola kamu nggak?”
Starstruck terjadi, selain karena sang artis idola saya, kadang juga karena mereka sangat baik saat wawancara berlangsung. Saya nggak akan pernah lupa, wawancara saya lewat sambungan telepon dengan Liam Payne, personel One Direction. Setelah saya mengucap halo, dengan ramah Liam langsung menyapa, bertanya kabar saya dan bertanya tentang Indonesia dengan logat Inggrisnya yang seksi. *Blushing*
FYI sih, biasanya artis, jarang berbasa-basi bertanya tentang kabar sang wartawan, jadi wajar dong kalau saya senang. 



 Ini foto saya, lho yang kesekian kalinya dengan Armand Maulana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar